Isra’ Mi’raj tinjauan sains

by ELPURWA , at 4:58 AM , has 0 komentar
Pendahuluan
Meskipun peringatan Isra’ Mi’raj jatuhnya pada setiap 27 Rajab, namun peringatan ”peristiwa sakral dan spektakuler” yang dialami Rasul Saw ini masih saja diadakan dalam berbagai bentuk kegiatan sampai bulan Sya’ban atau menjelang datangnya bulan Ramadhan. Bagi penulis, memperingati peristiwa besar ini sangat banyak hikmahnya dalam rangka napak tilas kehidupan Rasulullah Saw untuk selanjutnya diambil segala iktibar yang terkandung didalamnya.
Ahli sejarah membagi dua periodesasi perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan tugas kenabian dan kerasulan, yaitu periode Makkah dan periode Madinah. Salah satu peristiwa terpenting dalam periode kenabian itu adalah peristiwa isra’ mi’raj yang terjadi pada akhir periode Makkah. Tujuan perjalanan spektakuler itu adalah untuk melihat kebesaran Tuhan dan sekaligus untuk memantapkan keimanan. Betapa dalam perjalanan tersebut, Allah telah memperlihatkan sebahagian dari tanda-tanda kebesarannya kepada Rasulullah saw..
Menurut Haikal (1980), isra’ mi’raj dalam hidup kerohanian Muhammad mempunyai arti yang tinggi dan agung. Perjalanan suci yang dilakukan Rasulullah saw. menandai dimulainya babak baru sejarah Islam yang berpusat di Kota Madinah. Dalam kaitan itu, peristiwa isra’ mi’raj perlu dipahami lebih mendalam dalam upaya meningkatkan dan mengokohkan semangat keberimanan kita kepada Allah swt, terutama di zaman sekarang, di mana peristiwa agung itu senantiasa diperdebatkan.. Padahal peristiwa isra’ mi’raj lebih merupakan pengujian keimanan dari pada memperbincangkan dan mengait­kannya dari sudut tinjauan ilmiah (sains dan teknologi). Keyakinan bahwa ilmu dan kekuasaan Allah jauh di atas kemam­puan akal dan ilmu manusia, adalah pokok pangkal untuk meletakkan nilai isra’ mi’raj dalam lubuk hati nurani yang paling dalam, sehingga menjadi penambah keimanan dan ketauhidan kita.
MEMBANGKITKAN SPIRIT KEIMANAN
Adakah keimanan kita bangkit dan menggelora setiap kita memperingati kisah-kisah dan kehidupan Rasulullah Saw, khususnya semangat Beliau dalam rangka menyiarkan dakwah Islam kepermukaan bumi ini. Peringatan isra’ mi’raj seba­gaimana juga halnya dengan pe­ringatan maulid Nabi Muhammad saw., bukanlah suatu upacara keagamaan yang memiliki dalil Alquran dan Hadis. Namun demikian, peringatan isra’ mi’raj tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Dasar hukumnya adalah kaidah ushuliyah, yaitu mubah (diperbolehkan). Sebagian juga menga­takan dasar hukum pelaksa­naannya lebih dari sekedar mubah, karena melihat kandung­an nilai yang ada di dalamnya.
Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, yang terpenting adalah bagaimana supaya kaum Muslimin dapat mengambil hikmah dari peristiwa isra’ mi’raj itu. Artinya, peringatan tersebut tidak hanya sekedar kegiatan seremonial. Karena kecenderungan yang terjadi di masyarakat sekarang ini, kaum Muslimin larut dalam seremoni sehingga lupa memetik hikmah yang terkandung di dalamnya. Akibatnya, sering kali peringatan isra’ mi’raj yang dilaksanakan dengan penuh variasi tidak meninggalkan bekas. Misalnya, hikmah yang terkandung dalam isra’ mi’raj adalah pelaksanaan shalat. Ternyata secara realitas, kaum Muslimin belum mampu memakmurkan masjid secara berjamaah. Banyak masjid-masjid yang berdiri megah dan besar, tetapi jamaahnya sunyi.
Fenomena kehidupan yang dilalui oleh sebahagian kaum Muslimin begitu terlihat sangat mewah dan serba wah, tapi ternyata miskin dari sisi spritual. Kemiskinan spritual itu terjadi karena kehidupan yang serba konsumtif, hedonistis, materialistis dan sekuler sehingga mengesampingkan nilai-nilai imaniyah. Tanpa kita sadari, itu tercipta dengan sendirinya karena segalanya kita ukur dengan kekayaan materi dan akumulasi kapital, sementara dimensi spritual kita pandang sebagai komplementer, bahkan tidak masuk dalam hitungan. Gaya hidup yang terpasung dalam dunia materi menimbulkan kemiskinan spritual. Akibatnya, manusia kehilangan tali pergantungan spritual dan terlepas dari tambatan transedental, yang menyebabkan munculnya manusia-manusia yang memiliki kepribadian yang terpecah (split personality).
Dalam kaitan itu, peringatan isra’ mi’raj harus dijadikan kaum Muslimin sebagai momentum untuk membangkitkan semangat keberimanan dalam melaksanakan perintah Allah. Sebagai manusia yang hanif, semangat keberimanan itulah yang penting dibangun kembali secara sungguh-sungguh. Syekh Thanthowy Jau­hary dalam tafsir al Jawahir mengatakan: ”Hen­daklah kaum Muslimin menge­tahui bahwa Allah tidaklah menurunkan isra’ mi’raj dalam Alquran yang dibaca sampai saat ini, semata-mata untuk mengeta­hui keadaan Rasulullah saw.. Sesungguhnya Allah menginginkan agar kita dapat mengikuti ajaran agama dan syariat dengan ikhlas dan meng­ajak manusia memperbaiki keimanan dan tauhidnya untuk mencapai maqomam mahmudah sebagai kedudukan tertinggi dan terhormat di dunia ini.”
Rasulullah saw. mengada­kan perjalanan dari bumi (isra’) naik ke langit (mi’raj) sebagai bentuk pendakian rohani. Oleh karenanya, isra’ mi’raj yang senantiasa diperingati kaum Muslimin harus mampu menghidupkan akal, jiwa dan roha­ninya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena esensi perjalanan isra’ mi’raj merupakan revolusi pemikiran, penghayatan dan peningkatan keimanan mela­lui tahapan-tahapan imaniyah (pendakian rohaniyah).
Uraian Alquran tentang isra’ mi’raj merupakan salah satu cara untuk membuat ske­ma rohani tersebut menjadi lebih kokoh. Rasulullah saw. dipersaksikan Allah swt. dengan berbagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Tujuan dari pelaksanaan isra’ mi’raj adalah untuk memperlihatkan kebesaran Allah kepada Rasulullah saw. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran: ” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS, Al-Isra’/ 17:1.)
Hikmah yang dapat diperoleh dari pelaksanaan isra’ mi’raj dalam pembinaan rohani dan pemantapan keimanan adalah shalat. Secara eksplisit Rasulullah saw. pernah menga­takan bahwa shalat adalah mi’raj seorang mukmin. Pemaknaan shalat sebagai mi’raj jangan cuma diha­yati sebagai sebuah rutinitas ibadah yang diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam. Tetapi shalat harus mampu mengantarkan pelakunya kepada sebuah kesadaran rohaniah yang tinggi seperti halnya mi’raj. Kemudian hikmah lain yang dapat dipetik dari peristiwa isra’ mi’raj adalah keteladanan moral. Peringatan isra’ mi’raj bukan hanya sekedar peringatan dari segi konteks perjala­nan saja, tetapi me­nyangkut keteladanan Rasululullah saw., sehingga para sahabatpun tidak meragukan akan hal tersebut.
Abu Bakar yang kemudian mendapat gelar as shiddiq terkait dengan pembenaran yang teguhshiddiq, amanah, pathonah dan tabligh serta sikap terpuji lainnya mem­buat kaumnya senantiasa yakin dan percaya pada apa yang disampaikannya.
Pragmentasi ini harus menjadi teladan bagi setiap muslim. Jika keteladanan moral ini dapat ditanam­kan, terutama kepada generasi yang akan datang, maka akan lahir generasi yang bermoral, memiliki keimanan yang tangguh dan terwujudnya negara yang beradab dan menjunjung tinggi etika kemanusiaan. Hikmah inilah yang harus dipetik dari peringatan isra’ mi’raj.
Penutup
Pada akhir tulisan ini, penulis mengajak kita seluruh kaum muslimin agar kita dapat menangkap pesan crusial dari setiap peringatan hari besar Islam, khsusunya memperingati perjalanan hidup Rasulullah Saw. Beliau adalah kekasih Allah, Penghulu sekalian Nabi dan Rasul, Teladan seluruh makhluk serta hambaNya yang terbaik. Peristiwa Isra’ Mi’raj sesungguhnya adalah lebih kepada ujian keimanan, oleh karenanya dengan peringatan ini harus dapat membangkitkan keimanan kita. Hemat penulis, inilah pesan penting yang masih tercecer. Semoga! (Ahmad Sabban Rajagukguk : Kepala Cabang BSM Petisah Medan )
ELPURWA
About
Isra’ Mi’raj tinjauan sains - written by ELPURWA , published at 4:58 AM, categorized as ISLAM . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Copyright ©2013 el Purwa Blog by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger
-->